“Pangkal kesehatan dan kesembuhan adalah
diet.” (Al-Harits ibnu Kildah, Dokter Arab)
Diet yang paling penting adalah diet yang
dilakukan oleh orang yang baru sembuh dari sakitnya, karena kondisi tubuhnya
belum pulih seperti sediakala. Tubuhnya mungkin sudah fit, namun sistem
pencernaannya masih lemah. Bila ia dipaksa mengonsumsi segala makanan, justru
dapat membahayakan dirinya. Buah-buahan pun dapat membahayakan orang yang baru
sembuh dari penyakit karena sifatnya yang cepat berubah. Dan sesuatu yang
lembap dapat membebani lambung.
Sebagai gantinya, pasien bisa mengonsumsi
makanan dari gandum. Gandum mengandung bahan pendingin dan bergizi tinggi,
terutama jika dimasak dengan bahan dasar gula. Gandum adalah makanan terbaik bagi
orang yang lambungnya masih lemah.
Gandum adalah makanan pokok penduduk
Hijaz, dan sangat digemari di sana. Oleh sebab itu, talbinah (bubur susu)
terbuat dari tepung gandum. Bahkan beberapa pakar kedokteran modern kini
mendukung resep sup gandum dalam diet.
Dari Ummi Mundzir bin Qais Al-Anshariyah, ia berkata, “Rasulullah menemuiku bersama Ali. Ketika itu Ali sedang sakit dan belum sembuh total. Kami memiliki buah anggur yang tergantung. Kemudian Rasulullah memakannya. Ali pun bangkit untuk ikut makan. Tetapi Rasulullah melarangnya dan bersabda kepada Ali, ‘Jangan, kau ini baru sembuh dari sakit.’ Ali pun berhenti dan tak jadi makan. Kemudian aku memasak gandum dan gula, lalu ku bawa masakan itu menghadap Rasulullah. Beliau lalu bersabda, ‘Wahai Ali, makanlah ini, karena ini lebih bermanfaat bagimu'.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Merupakan sebuah mukjizat, jika petunjuk
Nabi tentang diet ini amat sesuai dengan tuntutan kedokteran modern yang
mengenalkan diet sebagai pengaturan pola makan secara khusus bagi pasien. Diet
yang ditetapkan pakar medis memaksa pasien agar tidak mengonsumsi makanan
melebihi porsi yang telah ditetapkan, atau melarang pasien mengonsumsi makanan
atau minuman yang dapat membahayakan dirinya.
Semoga bermanfaat. Salam sehat!